Prabowo soal Alutsista Bekas: Nanti Ada Waktunya Kita Bicara yang Baik

Prabowo soal Alutsista Bekas: Nanti Ada Waktunya Kita Bicara yang Baik

Jakarta, LINews — Menteri Pertahanan yang juga calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan bakal ada waktu yang tepat untuk menjelaskan anggaran yang dipakai untuk membeli alutsista bekas.

“Saya kira nanti ada tempat dan waktunya, kita bicara yang baik,” kata Prabowo kepada wartawan, Senin (8/1).

Prabowo menekankan bahwa yang terpenting adalah iktikad baik. Prabowo mengaku ingin suasana kondusif.

Ia berharap pihak-pihak yang mempunyai tujuan tertentu lekas sadar. Prabowo mengatakan bahwa semua pihak harus menjaga suasana Pilpres 2024 agar tetap kondusif.

“Kalau ada yang punya niat-niat tertentu mudah-mudahan nanti sadar dan menjadi arif. Kita semua mengabdi untuk rakyat,” katanya.

Sebelumnya, dalam debat yang digelar KPU Minggu (7/1) malam, Anies mengkritik soal anggaran Kementerian Pertahan yang dipakai untuk membeli alutsista bekas.

“Rp700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu. Justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas,” kata Anies.

Belakangan, Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan calon Anies Baswedan telah berbohong soal anggaran Rp700 triliun Kemenhan yang digunakan untuk membeli alutsista bekas.

Dahnil menjelaskan anggaran Kemenhan pada 2023 sebesar Rp131 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp30 triliun digunakan membeli alutsista.

Ia mengatakan tidak ada alutsista bekas yang dibeli di 2023 lantaran rencana pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar ditunda.

“Berbohong terkait belanja alutsista bekas 700 triliun. Anggaran Kemenhan 2023 sekitar 131 triliun, untuk alutsista 30 triliun berbagai jenis. Tidak ada pembelian bekas 2023, mirage ditunda,” kata Dahnil.

Jika diakumulasi pun, Dahnil menjelaskan sejak tahun 2020-2024 anggaran Kemenhan sekitar Rp680 triliun. Jumlah itu, kata dia, juga bukan untuk pembelian alutsista saja.

“Untuk gaji prajurit TNI, pengembangan RS Tentara, perumahan tentara dan berbagai jenis alutsista. Jadi kebohongan yang jahat sekali bila menyebut Rp700 T untuk alutsista bekas. Terang kebohongan publik yang massif,” katanya.

(Ary)

Tinggalkan Balasan