Rafael Alun Bacakan Pledoi

Rafael Alun Bacakan Pledoi

Jakarta, LINews – Rafael Alun Trisambodo kembali menjalani sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pencucian uang di Pengadilan Tipikor Jakarta, dengan agenda pembacaan nota pembelaan atau pleidoi. Dalam sidang pleidoi, Rafael menggunakan kemeja seragam Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan.

“Saya duduk di sini menggunakan kemeja batik integritas, ini adalah seragam yang harus dipakai DJP Jaksel melambangkan kesetiaan,” kata Rafael mengawali pembacaan pleidoinya, Rabu (27/12/2023).

Rafael mengatakan dia adalah penggagas seragam kerja itu. Rafael mengaku tidak menyangka akan memakai seragam itu, namun bukan sebagai pegawai DJP melainkan terdakwa korupsi.

“Filosofis yang berarti cinta selalu tumbuh kesetiaan dan kasih sayang, semua ini terjadi karena saya adalah orang yang menggagas hidup batik peruntuk ini, akan tetapi saya saat ini harus duduk di kursi terdakwa. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya harus duduk di ruang persidangan dengan sebagai terdakwa korupsi dan integritas saya dipertaruhkan,” katanya.

Dia mengatakan alasan menggunakan batik itu sebagai refleksi mendalam. Batik ini dibuat juga sebagai bentuk perwujudan integritas.

“Saya gunakan batik integritas ini sebagai simbol refleksi mendalam tentang gagasan batik integritas yang saya ciptakan dengan cita-cita agar para pegawai selalu ingat perwujudan nilai integritas dan kesetiaan. Sehingga kami pegawai DJP dalam melaksanakan tugasnya mampu menjaga martabat, serta kehormatan organisasi,” ucapnya.

Rafael pun kemudian menyampaikan pembelaan pribadi. Dia mengatakan pleidoi ini dibacakan sesuai kejadian yang dia alami.

“Izinkan saya Rafael Alun Trisambodo, pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak hendak menyampaikan pembelaan pribadi yang saya susun berdasarkan kebenaran fakta yang sudah terjadi, yang sudah saya rasakan dari lubuk hati saya. Pembelaan ini dihadirkan teriring harapan penuh dan menjadi satu-satunya sumber kekuatan yang saya miliki untuk berjuang agar tidak tenggelam di tengah serangan badai hukum yang mengguncang saya, dan keluarga saya,” katanya.

(Lukman)

Tinggalkan Balasan