Makassar, LINews – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa menanggapi soal petisi sejumlah guru besar yang menyampaikan keprihatinan terhadap demokrasi. Jamaluddin menegaskan pernyataan itu tidak mewakili Unhas sebagai institusi.
Hal tersebut disampaikan Jamaluddin melalui Maklumat Rektor yang dikeluarkan pada 2 Februari 2024. Dalam maklumat tersebut, ada 6 poin yang menyikapi terkait kondisi yang terjadi di Unhas.
“Menyimak kontestasi politik yang semakin panas dengan eskalasi yang semakin mengkhawatirkan, terutama debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden, maka saya selaku Rektor Unhas menyampaikan secara tegas kepada semua sivitas akademika di lingkungan Universitas Hasanuddin,” kata Jamaluddin dalam maklumatnya, Jumat (2/2/2024).
Pada poin keenam maklumat, Jamaluddin menanggapi soal keprihatinan guru besar terkait demokrasi. Pernyataan itu disebut tidak mewakili Unhas sebagai institusi.
“Adanya flyer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan ‘Menyelamatkan Demokrasi’, tidak mewakili Unhas sebagai institusi,” tegas Jamaluddin.
Berikut ini 6 poin maklumat Rektor Unhas:
1. Harus aktif menjaga situasi dan kondisi termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif.
2. Kebebasan berpendapat kita hargai dan junjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tapi pilihan politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai.
3. Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai. Hindari menyebarkan informasi hoax dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan tidak diketahui sumbernya.
4. Mari kita menjaga atmosfir akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab.
5. Mari kita menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus yang kita cintai bersama. Mari kita jaga dan dewasa menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan.
6. Adanya flyer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan “Menyelamatkan Demokrasi”, tidak mewakili Unhas sebagai institusi.
Sebelumnya, guru-guru besar Unhas yang tergabung dalam Forum Guru Besar dan Dosen mengeluarkan petisi pernyataan sikap terkait Pilpres 2024. Mereka mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kabinet untuk tetap pada koridor demokrasi.
Pembacaan petisi tersebut berlangsung di depan Rektorat Unhas, Jumat (2/2) siang. Petisi dibacakan oleh anggota Dewan Profesor Unhas Prof Triyatni Martosenjoyo didampingi sejumlah guru besar lainnya.
“Mengingatkan Presiden Jokowi, dan semua pejabat negara, aparat hukum dan aktor politik yang berada di kabinet presiden untuk tetap berada pada koridor demokrasi serta mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial serta rasa nyaman dalam berdemokrasi,” ucap Triyatni membacakan poin kedua petisi.
(Rh)