Jakarta, LINews — Masuknya Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang (PBB) menjadikan Koalisi Indonesia Maju (KIM) semakin solid memenangkan bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 nanti.
Meski demikian, sampai saat ini KIM belum mengumumkan siapa yang akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai bakal calon wakil presiden. Namun, dari sisi relawan sudah mencuat satu nama yang dipandang sudah cocok mendampingi Prabowo.
Ketua Relawan Yakin Indonesia Maju (YIM), Kamal Tarmidzi, menyatakan sebagai pendukung Prabowo Subianto turut memberikan aspirasi untuk cawapres. Aspirasi cawapres yang diberikan adalah Yusril Ihza Mahendra, Tokoh Islam Moderat, Pakar Hukum Tata Negara, Mantan Menteri di beberapa Presiden dan mengerti persoalan Indonesia.
“Mungkin publik yang bertanya-tanya mengapa sosok Yusril menjadi pilihan banyak pihak padahal dalam Koalisi Indonesia Maju banyak sosok politisi senior lainnya. Kami meyakini tidak terlepas dari rekam jejak sekaligus tokoh yang bisa menerjemahkan dan bantu mengimplementasikan visi besar ke depan itu Prof Yusril. Prabowo-Yusril bisa jadi pasangan Dwitunggal seperti Soekarno-Hatta,” ujar Kamal dikutip Rabu (27/9).
Menurutnya, pasangan Prabowo-Yusril diyakini mampu menjadi pelopor kemajuan dan keberlanjutan pembangunan bangsa yang telah dicanangkan oleh pemimpin sebelumnya.
“Satu sama yang lain saling mengisi dan melengkapi. Prabowo paham ekonomi, ketahanan pangan, pertahanan dan keamanan, dan Yusril paham akan sistem hukum, demokrasi dan politik di Indonesia” kata Kamal.
Dalam kesempatan ini Kamal menjelaskan, Koalisi Indonesia Maju merupakan gabungan dari poros nasionalis, profesional, dan religius sehingga perlu menggandeng semua konstituen dengan beragam pandangan politik.
“Kami yakin semua aspek ini ada di diri Prof Yusril. Ia merupakan tokoh Islam moderat, akademisi, advokat, pakar hukum tata negara, dan ia pun tokoh reformasi, sehingga sangat tepat masuk ke dalam bursa cawapres dan tak mengherankan berbagai pihak juga minta Yusril mendeklarasikan diri. Ia juga bukan tipe ambisius yang ingin mengejar jabatan, beliau pernah selangkah lagi menjadi Presiden,” ujar Kamal.
Kemudian, dari sisi pemilih religius, nama Prabowo juga sebenarnya sudah memiliki pondasi yang kuat. Berdasarkan hasil riset LSI Denny Ja pada September 2023, popularitas Prabowo sebagai capres menjadi yang paling tinggi di antara semua ormas Islam, termasuk NU dan Muhammadiyah.
Pasalnya dengan responden 1.200 orang dan margin or error 2,9 persen, ditemukan fakta bawa kepopuleran Prabowo di NU berada di angka 98,8 persen dan 100 persen di Muhammadiah. Oleh karena itulah, sosok religius yang reformis sangat tepat menjadi cawapres untuk mendampinginya di 2024 nanti dan ini mengerucut ke Yusril.
“Kami tegaskan bahwa Prof Yusril merupakan representasi dari kelompok Islam moderat yang mampu merangkul semua pihak, dan namanya Prof Yusril ini bersih dari segala kasus hukum. 2024 dan kedepannya harus ada pemimpin yang paham akan hukum dan demokrasi sebagai tantangan besar kedepannya, khususnya saat melanjutkan beragam program Presiden Joko Widodo di 2024,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo juga pernah menyampaikan akan mendukung apabila Prof Yusril sebagai bakal calon presiden maupun bakal calon wakil presiden dalam perhelatan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
“Tapi kalau menyimak apa yang disampaikan Profesor Yusril tadi, dengan pengalaman panjang, saya mendukung kalau Profesor Yusril di 2024 nanti dicalonkan presiden atau wakil presiden. Ini serius, serius,” ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/1).
(Roy)