Rusia Klaim Hancurkan 1.035 Tentara Asing di Ukraina

Rusia Klaim Hancurkan 1.035 Tentara Asing di Ukraina

Moscow, LINews – Angkatan Bersenjata Rusia mengklaim telah menghancurkan 1.035 tentara bayaran  asing di Ukraina. Sementara itu, 912 prajurit asing lainnya mundur dari pertempuran dan melarikan diri dari negara bekas Uni Soviet itu.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan, di Kota Mariupol saja, ada sekitar 400 tentara bayaran asing yang dikepung pasukan Rusia di pabrik metalurgi Azovstal. Sebagian besar dari mereka adalah warga negara-negara Eropa dan Kanada.

“Kami telah mengatakan sebelumnya bahwa percakapan radio antara para militan di Mariupol dilakukan dalam enam bahasa asing. Jika terjadi perlawanan lebih lanjut, mereka semua (tentara bayaran asing) akan dihancurkan,” kata Konashenkov, Minggu (17/4/2022), seperti dikutip kantor berita Sputnik.

Dia mengungkapkan, jika dihitung secara total, Kiev telah merekrut 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara ke Ukraina sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia.

Kelompok terbesar dari 1.717 tentara bayaran itu datang dari Polandia. Berikutnya, sebanyak 1.500 orang tiba dari Amerika Serikat, Kanada, dan Rumania. Sekitar 300 tentara masing-masing berasal dari Inggris dan Georgia. Sebanyak 193 orang datang dari wilayah Suriah yang dikuasai Turki.

Menurut Konashenkov, sebagian besar tentara bayaran asing bertempur di kota-kota Kiev, Kharkiv, Odesa, Mykolaiv, dan Mariupol. “Seiring berjalannya pertempuran, jumlah tentara bayaran terus menurun, dan hari ini (totalnya) berjumlah 4.877 orang,” ucapnya.

Konashenkov menekankan, tentara bayaran asing di Ukraina tidak memiliki status pejuang di bawah hukum humaniter internasional. Karenanya, mereka akan menghadapi tanggung jawab pidana. Hukuman penjara jangka panjang.

Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

 

Para pejabat Rusia mengatakan, tindakan militer mereka di Ukraina bertujuan untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi negeri tentangga mereka itu.

 

Negara-negara Barat telah meluncurkan kampanye sanksi secara komprehensif terhadap Moskow sebagai tanggapan atas agresi militer Rusia di Ukraina.