Mataram, LINews – Sejumlah jurnalis yang meliput dugaan penimbunan BBM jenis solar di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat diintimidasi oknum LSM. Selain intimidasi, oknum LSM juga mencoba menyuap para jurnalis agar mencabut berita.
Ketua AJI Mataram, Muhamad Kasim mengecam tindakan oknum LSM yang menganggu dan menghalang-halangi kerja jurnalistik.
Dia menyayangkan tindakan intimidasi, upaya penghapusan berita, hingga memaksa jurnalis menerima sejumlah uang. Hal itu dilakukan agar wartawan berhenti memberitakan kasus dugaan penimbunan solar dalam truk yang dilaporkan warga Kecamatan Batu Layar Lombok Barat.
“Kawan Jurnalis, diminta menghapus berita dan dipaksa menerima amplop berisikan uang yang cukup banyak, rekan kami dipaksa di depan umum menerima segepok uang senilai Rp10 juta hingga akhirnya melapor ke Majelis Etik AJI Mataram agar uang tersebut dikembalikan melalui mekanisme organisasi,” kata Muhammad Kasim Minggu (4/9/2022).
Muhammad Kasim mengatakan, uang tersebut diberikan oknum LSM di NTB. Haris Mahtul berusaha menolak dan mengembalikan uang tersebut. Namun oknum LSM tersebut tidak kooperatif meski dikembalikan melalui AJI Mataram.
Karena oknum LSM tidak bersedia menerima pengembalian uang melalui AJI Mataram, AJI Mataram akhirnya melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mataram untuk memproses pengembalian dana yang merupakan upaya suap oleh oknum LSM tersebut.
“Upaya ini kami lakukan untuk pembelajaran bersama agar semua pihak menghargai kemerdekaan pers dan tidak menganggap rendah profesi jurnalis,” kata Kasim.
Haris Mahtul mengatakan mendapatkan telepon pascapengembalian uang suap tersebut. Orang itu memintanya menghapus berita dan tidak menindaklanjuti berita dugaan penimbunan solar tersebut.
Jurnalis lainnya juga diintimidasi, usai menghubungi Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho untuk mengkonfirmasi dugaan penimbunan BBM itu.
“Rekan kami ditanya terkait konfirmasi Kapolres Lombok Barat. Saya diminta tidak menulis berita itu,” kata Haris.
Haris mengaku ditemui sejumlah orang dengan permintaan yang sama, menghapus dan menghentikan pemberitaan tersebut.
Tidak hanya Haris, media lokal di Lombok Tegah juga mendapat intimidasi serupa agar tidak membuat berita dugaan penimbunan solar tersebut.
Koordinator LBH Mataram, Badarudin mengaku siap mendampingi jurnalis yang mengalami intimidasi dan tindakan upaya suap oleh oknum LSM yang menginginkan penghapusan berita.
“Kita akan dampingi dan mengurus pengembalian uang suap yang telah ditolak oleh jurnalis Haris Mahtul, selain itu bagi jurnalis yang mendapatkan intimidasi karena pemberitaan, LBH Mataram membuka ruang pengaduan sejak hari ini, ” kata Badar.
(Hus)