Soroti Dugaan Kekerasan Fisik Siswi SD Pangestu Sukalarang 

Soroti Dugaan Kekerasan Fisik Siswi SD Pangestu Sukalarang 

Sukabumi, LINews – Seorang siswi bernama Mekka kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Sukalarang kabupaten Sukabumi Jawa Barat mengaku menjadi korban perundungan oleh teman sekelasnya selama Satu Tahun. Korban mengalami kekerasan verbal, fisik, hingga Sikologis yang dilakukan di muka umum.

“Papar Orang tua Korban, Surya Gumelar, mengungkapkan bahwa tindakan Aksi perundungan tersebut sudah terjadi sejak satu tahun lama nya yang terlihat parah nya Seminggu yang lalu. Korban sampai mendapatkan perlakuan tidak manusiawi, termasuk disebut dengan kata-kata kasar, dipukul di ulu Hati.” Ungkapnya.

“Kami dilayangkan desakan pihak Sekolah untuk mendatangi surat pernyataan di sekolah bahkan di rumah Pribadi Saya seolah menegaskan pihak kami agar menerima kejadian itu begitu saja, tanpa ada nya mediasi.” Bebernya

“Selain itu, di waktu yang sama yang di ungkapkan Surya, bahwa pihak sekolah mengetahui perundungan tersebut tetapi tidak mengambil tindakan tegas. Bahkan, korban sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari guru-guru saat melaporkan kasus ini.” Paparnya.

“Korban sudah melapor ke sekolah sejak seminggu yang lalu Namun, pihak sekolah malah menganggap sepele Bahkan, korban dalam seminggu terakhir tidak sama sekali di besuk atau di perhatikan pihak sekolah”, tambahnya.

Pagi tadi Pada Lawinvestigasi.com, Selasa, (29/07), Surya menceritakan, “bahwa hari ini Ada jumlah nya 5 orang yang diantara nya Kepala Sekolah SD Pangestu, Guru, serta Wali Murid mendatangi kediaman saya, kami pikir Mau Menyelesaikan perkara yang menimpa Anak saya.

“Namun bukan penyelesaian yang kami dapatkan malah menjurus pada Ancaman terhadap keluarga sekaligus Bapak mertua Saya dengan memaksa dan menyodorkan kertas kosong untuk di tanda tangani berikut mem-vidio saat dirumah saya seolah mereka sudah datang kerumah saya dan mendapatkan tanda tangan dari keluarga saya.” Jelasnya.

“Dengan hal kejadian tersebut tadi uwa dari korban langsung menangis sedih seolah dianggap pelaku padahal anak saya yang menjadi korban, bukan yang didapat penyelesaian akan tetapi malah berujung pengancaman, dan menantang untuk membuat Visum mendengar hal tersebut itu pun sontak bapak mertua saya menolak Atas penandatanganan kertas tersebut.” Lengkapnya

(Adam)

Tinggalkan Balasan