Sri Mulyani Bertemu Luhut Bahas Infrastruktur

Sri Mulyani Bertemu Luhut Bahas Infrastruktur

Jakarta, LINews — Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (26/2).

“Kami mendiskusikan progress investasi dari berbagai proyek infrastruktur di Indonesia,” tulis Sri Mulyani.

Terlepas dari pembahasan itu, Sri Mulyani juga merekomendasikan Luhut untuk menonton film ‘Agak Laen’. Film tersebut bergenre komedi horor yang mengisahkan empat sekawan, yakni Bene (Bene Dion), Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), dan Oki (Oki Rengga).

“Sebagai putra Toba asli, Pak Luhut juga harus nonton nih, sangat lucu dan menghibur. Sehat-sehat selalu ya Bapak, terima kasih atas kunjungannya,” kata Sri Mulyani.

Belakangan Sri Mulyani juga meminjam istilah ‘agak laen’ untuk menggambarkan tren perekonomian Indonesia pada 2024. Menurutnya, kondisi ekonomi RI berbeda dengan tren di negara lain.

Ia mulanya merangkum kinerja perekonomian Indonesia dan APBN KiTA yang masih menunjukkan tren positif.

Pasalnya, hingga Januari 2024 pendapatan negara sudah terkumpul Rp215,5 triliun atau 7,7 persen target, belanja negara Rp184,2 triliun atau 5,5 persen pagu, dan APBN masih surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen produk domestik bruto (PDB).

Selain kinerja APBN, ia kemudian merangkum tren kinerja positif perekonomian Indonesia dari 2023 yang tetap berlanjut hingga awal 2024.

“Untuk Indonesia sendiri ‘Agak Laen’, berbagai tren positif dari tahun 2023 tetap berlanjut hingga awal tahun 2024 ini. Per Januari 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terjaga di 125; Mandiri Spending Index (MSI) 40,0; Indeks Penjualan Riil (IPR) 3,7 persen yoy; dan PMI Manufaktur Indonesia konsisten ekspansi selama 29 bulan berturut-turut,” katanya.

Sri Mulyani menyatakan tren itu berbanding terbalik jika dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang masih dibayangi pelemahan.

Ia menambahkan meski kondisi ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan kelompok negara G20 maupun ASEAN, situasi global yang masih rentan dan penuh risiko masih tetap perlu diwaspadai.

“Terutama dengan kondisi inflasi yang mulai menurun tetapi belum disertai dengan penurunan tingkat suku bunga, dan tren pelemahan tingkat permintaan global yang memengaruhi ekspor dan juga penurunan harga komoditas,” jelasnya.

Menurutnya, kinerja APBN yang tetap positif akan menjadi modal baik bagi masyarakat untuk menjalani 2024.

“Untuk itu, APBN #UangKita juga akan terus dijaga kesehatannya dan kredibilitasnya, serta dikelola dengan penuh kehati-hatian agar terus mampu melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia dari berbagai guncangan,” pungkasnya.

(Roy)

Tinggalkan Balasan