Sultan Bachtiar Najamudin S.Sos., M.Si.
Law-Investigasi, Sultan Bachtiar Najamudin berhasil terpilih menjadi Ketua DPD RI periode 2024-2029, setelah mengalahkan kandidat lainnya yaitu La Nyalla Mattalitti yang menjadi petahana Ketua DPD.
Banyak yang belum tahu bila sebelum sukses dalam karir politik, Sultan pernah menjadi aktivis politik dan juga tukang servis AC keliling. Sultan lahir di Bengkulu Selatan pada 11 Mei 1979, memulai usahanya dari tukang servis AC keliling kemudian ia membentuk perusahaan sendiri.
Ia juga tercatat sebagai pengusaha di bidang penjualan senjata, bahan peledak dan tabung gas skala nasional di bawah bendera ASA karya Group. Sultan yang juga merupakan lulusan UI, sempat mengalami kondisi ekonomi yang naik turun hingga saat masih mahasiswa ia sudah mulai berbisnis untuk membantu biaya kuliahnya.
Sudah menekuni bisnis sejak masih kuliah pada tahun 2003, ia pun memutuskan bergabung menjadi Anggota Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jakarta. Meski lahir dari keluarga sederhana, Sultan memiliki tekad yang kuat untuk bisa sukses di usia muda. Ditambah sejak belia, ia sudah tertarik dengan dunia politik.
Ditengah aktivitasnya menjadi mahasiswa, Sultan juga turut aktif menjadi seorang aktivis kampus dan mulai berbisnis. Dengan banyaknya kegiatan yang dijalankan tentu Sultan harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik dan memiliki konsistensi yang kuat.
“Semuanya benar-benar dimulai secara terencana dan terukur dan tentu hasil tak akan mengkhianati proses,” kata Sultan kepada Law-Investigasi.
Ketua DPD termuda tersebut menyebut untuk dapat meningkatkan kemampuan Leadershipnya, ia bahkan pernah bersedia untuk menempuh kelas short course program leadership di beberapa kampus ternama dunia.
Hal tersebut ia jalani dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam bidang kepemimpinan ditambah itu bertujuan untuk membangun jaringan di level internasional.
“Tentu bila ingin belajar bisa dari mana saja kan,” ucapnya.
Awal Karier Politik
Sultan tumbuh di tengah Suasana tradisi Melayu yang terkenal menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya, di usia muda Sultan sudah sering terlibat aktif dalam kegiatan politik.
Sultan yang pernah menjadi Wakil Gubernur Bengkulu periode 2010-2015 tersebut menyebut bila seseorang menjadi pejabat tinggi negara jangan pernah membatasi diskusi hal-hal yang substansial dan produktif dengan siapapun.
Sultan mengaku terkadang ia bisa sangat kritis pada beberapa isu sensitif yang menjadi perhatian publik, hal tersebut merupakan bagian dari sensitivitas politik supaya lebih terukur dan menjaga nalar dalam berpolitik.
“Dalam politik semuanya adalah sahabat yang pada saatnya akan saling menyempurnakan,” imbuhnya. Politisi muda asal Bengkulu tersebut meyakini bila semua pelaku politik memiliki nilai dan prinsip yang diyakini benar dan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.
Menurutnya, selama hak-hak asasi semua warga negara dan kehormatan pribadi atau keluarga tidak dizalimi oleh siapapun, maka menjaga kehormatan sesama pelaku politik adalah kewajiban.
“Berbeda itu biasa yang terpenting tujuan untuk membangun bangsa itu harus diwujudkan dengan nilai dan moral,” ungkapnya.
Senator muda tersebut juga menuturkan bila generasi muda jangan ragu untuk terjun ke politik. Sultan memberikan dua kunci sukses di semua bidang bagi generasi muda Indonesia.
Pertama tentu dibutuhkan komitmen dalam menjalani tugas yang sedang dijalani dan kedua yang terpenting juga adalah tentang pentingnya konsistensi dalam pekerjaan.
“Kita harus komitmen dengan pekerjaan kita, dengan komitmen maka kita tulus dan sepenuh hati dalam bekerja. Kedua, kita perlu menjaga komitmen dengan konsistensi. Jika dua ini kita jaga, maka kita akan sukses di semua bidang,” tuturnya.
Sultan juga mengatakan bahwa generasi muda setiap hari harus bertumbuh atau mengupgrade dirinya, baik dengan pengetahuan atau pengalaman.
Hal tersebut dinilai sangat penting untuk menjadikan bangsa ini lebih berkualitas terutama untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kita tidak hanya menyiapkan bibit unggul, namun kita harus memberikan pupuk. Begitu juga dengan kita, bangsa ini harus terus tumbuh baik dengan pengalaman dan pengetahuan. Ini sangat penting untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menjadi Ketua DPD Termuda
Sultan B Najamudin, Senator asal Bengkulu secara resmi terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) untuk periode 2024-2029, menggantikan La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Sultan meraih suara terbanyak dengan 95 suara, mengungguli La Nyalla dengan perolehan suara sebanyak 56 suara. Sultan dari Sub Wilayah Barat I dalam paket pimpinan yang dibentuknya menggandeng GKR Hemas, Senator asal Daerah Istimewa Yogyakarta dari Sub Wilayah Barat II, Yorrys Raweyai, Senator asal Papua yang mewakili Sub Wilayah Timur II, dan Tamsil Linrung, Senator asal Sulawesi Selatan dari Sub Wilayah Timur I.
Terpilihnya Sultan menjadi Ketua DPD RI mencetak sejarah dengan menjadi Ketua DPD RI termuda sepanjang sejarah. Dalam visi misinya menjadi Ketua DPD RI, Sultan optimis eksistensi dan legitimasi DPD RI akan semakin maju dibawah kepemimpinannya. Dirinya juga menawarkan kepemimpinan yg lebih kolaboratif dan humanis.
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menyatakan bahwa DPD RI harus kolaboratif dan inklusif. Menurutnya kolaborasi antara DPD RI dan pemerintah atau antara legislatif dan eksekutif bisa memperkuat peran dan wewenang DPD RI.
“Saya ini memimpin bukan sebagai bos. Insya Allah kami akan memimpin secara demokratis tanpa tekanan,” ujarnya.
Wakil Ketua DPD RI periode 2019-2024 tersebut menegaskan bahwa DPD RI akan siap bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan pembangunan yang merata di daerah.
Sultan menjelaskan sebagai lembaga representasi daerah, DPD RI memiliki peran strategis dalam menjaga amanah konstituen dan memperjuangkan aspirasi daerah.
“Sebagai lembaga perwakilan daerah, nilai-nilai kebangsaan yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus menjadi pondasi bagi setiap kebijakan yang dilahirkan oleh DPD RI,” tegasnya.
Sultan mengingatkan pentingnya soliditas bangsa dalam menghadapi tantangan masa depan, terutama dalam berkolaborasi dengan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu membangun negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Menurutnya, nilai-nilai kebangsaan tersebut juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi perubahan global dan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia.
“Dengan memegang teguh nilai-nilai kebangsaan tersebut, kita akan mampu menjaga persatuan dan kesatuan, serta memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang kita lahirkan selalu berpihak pada rakyat,” imbuhnya.
Sultan menyatakan bila DPD RI berkomitmen akan memperkuat dan menggerakkan roda pemerintahan untuk mengedepankan semangat persatuan serta keberanian sebagai kunci bagi bangsa dalam menghadapi tantangan ke depan.
Menurutnya, tantangan tersebut tentunya untuk mewujudkan mimpi besar swasembada pangan dan energi sebagai sebuah tugas bersama.
“Indonesia tidak boleh lagi tergantung pada pihak luar untuk kebutuhan mendasar rakyatnya. DPD RI akan terus mendorong kebijakan yang mendukung swasembada ini, memastikan bahwa daerah-daerah penghasil pangan dan energi kita diberdayakan dengan maksimal,” tutupnya.
(Fny)