Wartawan Deli Serdang Nyaris Dipukul Kepala Inspektorat

Wartawan Deli Serdang Nyaris Dipukul Kepala Inspektorat

Medan, LINews — Rekaman video Kepala Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) Edwin Nasution ribut dengan wartawan viral di media sosial. Dalam video itu, Edwin sempat merampas kamera dan nyaris memukul wartawan tersebut.

Dalam rekaman video itu, tampak Edwin Nasution yang mengenakan kemeja putih awalnya meladeni pertanyaan beberapa wartawan di depan kantornya. Kemudian Edwin menegur salah satu wartawan bernama Amiruddin yang ingin merekam pernyataan Edwin.

Edwin pun menanyakan apakah wartawan tersebut sudah meminta izin untuk merekam pernyataannya.

“Kau video video udah izin kau? Kau ambil video sudah ada minta izin enggak kau? Sekarang kau minta izin dulu ke aku kalau kau mau memvideokan. Apa kau, kalau mau ambil video minta izin,” kata Edwin sambil marah-marah.

Edwin tak terima dengan sikap Amiruddin yang merekamnya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Kemudian Edwin juga mendorong Amiruddin. Setelah itu ia merampas ponsel yang digunakan Amiruddin untuk melakukan peliputan.

Dalam video lainnya, sejumlah pria berbaju putih juga ikut terlibat cekcok dengan wartawan. Terlihat wartawan dan pegawai berbaju putih itu terlibat cekcok hingga akhirnya dilerai.

Informasi yang di dapat, Amiruddin mengatakan peristiwa itu terjadi pada Rabu (16/10) sekitar pukul 11.00 WIB. Kejadian bermula saat sejumlah wartawan mendapatkan informasi terkait Bawaslu Kecamatan Lubukpakam melakukan pemeriksaan anggota Inspektorat yang tidak netral dalam Pilkada.

“Awalnya itu kan dapat informasi bahwa ada Bawaslu Kecamatan Lubukpakam datang ke inspektorat Deli Serdang untuk melakukan pemeriksaan oknum ASN yang tak netral. Karena sudah dua kali Bawaslu melayangkan surat panggilan, tapi oknum ASN ini enggak datang,” kata Amiruddin, Kamis (17/10).

Amiruddin pun mendatangi Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Sampai di sana, ia langsung menuju ke ruang lobi. Beberapa temannya yang juga wartawan telah menunggu untuk melakukan peliputan.

“Dapat informasi itu, saya rasa bagus ini. Lalu meluncur lah ke sana. Sampai di sana ada dua kawan wartawan sudah menunggu juga. Enggak beberapa lama kami duduk ada beberapa staf di situ keluar masuk kayaknya gelisah dengan kedatangan wartawan,” ujarnya.

Saat wartawan datang, pemeriksaan masih berlangsung di ruangan Edwin Nasution. Setelah Edwin Nasution keluar dari ruangannya, Amiruddin bersama wartawan lainnya menemui Edwin untuk wawancara terkait pemeriksaan tersebut. Kemudian Amiruddin pun langsung merekam pernyataan Edwin. Namun saat Amiruddin merekam, Edwin marah marah.

“Alat kerja saya kan ada dua, kamera besar dan handphone. Karena mau cepat, saya pakai handphone untuk merekam. Jadi Saya rekam terus dari dia (Edwin) keluar itu sampai ke ruang depan teras. Sampai di teras salah satu teman wartawan bilang bang ijin konferensi pers. Kebetulan dia (Edwin) kenal dengan wartawan ini. Dia (Edwin) sempat ngomong memberi statemen, tapi saat melihat saya merekam, dia marah marah seperti video yang beredar,” jelasnya.

Menurut Amiruddin, Edwin juga sempat mendorongnya hingga nyaris memukulnya. Tak sampai di situ, Edwin juga merampas ponsel yang digunakan Amiruddin untuk merekam. Edwin mengancam membanting ponsel Amiruddin. Saat keributan terjadi, beberapa pegawai keluar mencoba mengeroyok Amiruddin.

“Kemudian di dekatinya lagi dirampasnya HP saya. Keluar beberapa staf nya yang lain ingin mengeroyok saya. Terus HP saya yang dipegangnya itu mau dibanting. Ya udah kau banting aja, saya bilang. Banting lah. Nanti ku pukul kau, begitu kata si kepala inspektorat,” urai Amiruddin.

“Saya bilang kau pukul aja, kemudian kami pun dilerai,” tambahnya.

Setelah itu, Edwin masuk ke dalam ruangannya. Ponsel milik Amiruddin pun dikembalikan melalui salah seorang wartawan lainnya. Namun situasi kembali memanas. Sebab salah seorang pegawai mencoba memprovokasi. Wartawan lainnya bernama Fani Ardana terlibat adu mulut dan nyaris dipukul.

“Situasi kembali panas ada kawan kami namanya Fani itu terlibat lagi keributan dengan stafnya. Padahal niat si Fani ini menghalangi agar saya tak dipukuli. Jadi saat itu ada pegawai yang memprovokasi sambil membilang pukul pukul. Tapi akhirnya dipisahkan,” terangnya.

(Sa’ad)

Tinggalkan Balasan